Bos Meta Mark Zuckerberg berencana untuk menciptakan asisten kecerdasan buatan (AI) untuk platform Whatsapp dan Instagram.
Zuckerberg menyebut Meta melihat “peluang untuk memperkenalkan agen AI kepada miliaran orang dengan cara yang berguna dan bermakna.”
Meski Zuckerberg tidak secara gamblang menjelaskan tentang bagaimana tepatnya Meta akan menambahkan AI generatif ke dalam aplikasinya, Ia memberikan pratinjau yang cukup rinci soal teknologi yang tengah dikembangkannya tersebut.
“Kami sedang mengeksplorasi pengalaman mengobrol di WhatsApp dan Messenger, alat kreasi visual untuk posting di Facebook dan Instagram dan iklan, dan juga video dan pengalaman multi-modal,” kata Zuckerberg, dikutip dari The Verge.
“Saya berharap bahwa alat-alat ini akan bermanfaat bagi semua orang, mulai dari orang biasa, kreator, hingga pelaku bisnis. Sebagai contoh, saya berharap bahwa banyak ketertarikan terhadap agen AI untuk pengiriman pesan bisnis dan dukungan pelanggan akan muncul setelah kami berhasil menciptakan pengalaman tersebut,” kata Zuckerberg menambahkan.
“Seiring berjalannya waktu, hal ini akan meluas ke pekerjaan kami di Metaverse, di mana orang akan lebih mudah membuat avatar, objek, dunia, dan kode untuk menyatukan semuanya,” ujarnya lagi.
Keberhasilan ChatGPT milik OpenAI telah menjadikan AI generatif sebagai tren teknologi dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah perusahaan teknologi seperti Google, Meta, dan pemain yang lebih kecil seperti Snap sekarang tengah berlomba untuk membangun platform serupa.
Meski Meta merilis model bahasa AI yang disebut LLaMA pada awal tahun ini, Meta belum meluncurkan sesuatu yang menyerupai ChatGPT dengan cara yang dapat diakses secara luas.
Lebih lanjut, Zuckerberg bahkan mengumpulkan para eksekutifnya untuk membedah kapasitas komputasi perusahaan selama lima jam, yang difokuskan pada kemampuannya untuk melakukan pekerjaan kecerdasan buatan yang canggih. Hal ini diketahui dari memo perusahaan tertanggal 20 September.
“Kami memiliki kesenjangan yang signifikan dalam hal peralatan, alur kerja, dan proses dalam hal pengembangan AI. Kami perlu berinvestasi besar-besaran di sini,” kata memo tersebut, yang ditulis oleh kepala infrastruktur Santosh Janardhan, seperti dikutip dari Reuters.