JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati bicara soal Siklon Tropis Seroja yang memicu bencana alam banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia mengatakan siklon ini merupakan siklon yang terkuat dibanding siklon-siklon sebelumnya di Indonesia.
“Perlu disampaikan siklon Tropis Seroja merupakan siklon kesepuluh yang terdeteksi oleh Tropical Cyclon Warning Center BMKG Jakarta yang nampaknya merupakan yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya,” kata Dwikorita dalam siaran langsung dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).
Dwikorita menyebut sejumlah faktor yang menyebabkan Siklon Tropis Seroja menguat. Salah satunya arena naiknya suhu muka air laut di wilayah perairan tersebut.
“Dan ini sebagai salah satu dampak dari naiknya suhu muka air laut di wilayah perairan tersebut yang tercatat sudah mencapai 30 derajat Celsius yang mestinya rata-rata sekitar 26 derajat Celsius,” ujarnya.
Dwikorita Karnawati menyebut kondisi Siklon Tropis Seroja saat ini tidak lazim. Menurutnya, ini harus bisa diantisipasi karena apabila tidak maka bisa menjadi rutinitas tiap tahun.
“Dan (Siklon Tropis) Seroja ini baru yang pertama kali benar-benar cukup dahsyat karena masuk sampai ke daratan. Ini yang tidak lazim,” ucapnya.
“Nah, oleh karena itu, barangkali kita perlu mengevaluasi karena penyebabnya adalah semakin panasnya suhu muka air laut yang tentunya laut itu tempat mengabsorbsi CO2 dan itu adalah dampak dari gas rumah kaca, bisa dirunut ke sana, ini baru hipotesis tapi ada korelasi dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi juga oleh global warming,” sambung Dwikorita.