Kesaksian Rizieq Shihab saat Bentrok Laskar FPI dan Polisi

JAKARTA – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab buka suara soal insiden bentrok antara aparat kepolisian dengan Laskar FPI di Tol Cikampek, Senin (7/12) dini hari. Dalam insiden tersebut, 6 orang Laskar FPI tewas ditembak aparat polisi.

Dalam rekaman audio yang didapatkan CNNIndonesia.com dan telah dikonfirmasi oleh Wakil Sekretaris Umum FPI Aziz Yanuar, Rabu (9/12), Rizieq menyatakan rombongannya tak mengetahui pihak yang melakukan pengejaran adalah aparat kepolisian.

“Tidak ada satupun di antara kami, baik saya, keluarga maupun seluruh laskar pengawal yang mengira kalau yang melakukan pengejaran, mepet, mengganggu adalah dari kepolisian. Yang kami tahu mereka adalah orang-orang jahat yang ingin mencelakakan kami,” kata Rizieq.

Rizieq menyatakan banyak mobil yang terlibat mengejar rombongannya, tidak hanya satu atau dua mobil saja.

“Banyak sekali mobil saling silih berganti berupaya untuk maju ke depan untuk bisa ada sampai di depan mobil Habib Hanif yang persis ada di belakang saya. Bahkan untuk bisa mencapai mobil saya yang ada di depan,” ujarnya.

Saat itu terjadi, ia menyatakan Laskar FPI yang melakukan pengawalan berhasil mengendalikan situasi sehingga mobil-mobil itu tak berhasil maju ke depan rombongan.

“Bahwa tuduhan bahwa pengawal kami dipersenjatai adalah fitnah besar, bohong besar. Tidak ada satu pun pengawal kami yang dipersenjatai karena kami tidak pernah mengira, sekali lagi, kalau kami akan diperlakukan seperti itu. Itu pengawal keluarga standar biasa,” katanya.

“Subhanallah, dengan Takbir Allah tanpa mereka-mereka ini para syuhada, mungkin kami sudah dikirim ke medan pembantaian yang mereka rencanakan,” ujar Rizieq.

Usai kejar-kejaran itu, Rizieq menyatakan langsung mengerahkan anggotanya untuk mencari laskar pengawal yang hilang dengan menyusuri jalan tol, mendatangi rumah sakit, hingga kantor polisi. Namun usaha itu tidak membuahkan hasil.

“Penjahat yang ingin mencelakai kami akhirnya diakui sebagai bagian daripada penyelidikan Polda Metro Jaya. Bukan kami yang menuduh, mereka yang mengakui,” kata Rizieq.

Lebih lanjut, kata Rizieq, usai enam jenazah laskar FPI dipulangkan oleh kepolisian, Selasa (8/12) lalu, pihaknya memeriksa secara utuh kondisi dari jenazah yang dipulangkan.

Ia mengaku sudah mendapatkan laporan pemeriksaan itu secara lengkap dan nantinya akan disampaikan kepada publik.

“Kita sampaikan pada semua rakyat Indonesia, kami akan menempuh jalur hukum secara prosedur. Kami akan tegas siapa pun yang terlibat dalam pembantaian ini. Kami tidak akan biarkan mereka tidur tenang,” ujar Rizieq.

Kabarsiar.id sudah mencoba mengonfirmasi pengakuan Rizieq tersebut ke pihak kepolisian. Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiono hingga Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus belum memberikan respons terkait pengakuan Rizieq.

Bentrok antara polisi dengan Laskar FPI di Tol Cikampek KM 50, Senin (7/12) dini hari. Dalam insiden tersebut, enam anggota Laskar FPI tewas ditembak aparat kepolisian.

Kepolisian mengklaim pendukung Rizieq Shihab sempat mengeluarkan tiga kali tembakan saat bentrok dengan anggota.

Sejumlah senjata disita oleh kepolisian. Mulai dari samurai, celurit, hingga senjata api.

Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, senjata api yang digunakan oleh laskar pengawal Rizieq itu adalah senjata asli.

“Ini sudah ada tiga (peluru) yang ditembakkan,” kata Fadil kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (7/12).

Sekretaris Umum FPI Munarman menyatakan kepolisian telah melakukan fitnah terkait kepemilikan senjata api tersebut.

“Kalau betul cek nomor registernya. Pasti bukan punya kami. Karena kami gak punya akses senjata api dan gak mungkin membeli senjata gelap,” ujar Munarman.

Jenazah enam Laskar FPI telah diserahkan polisi kepada keluarga. Sebanyak lima anggota laskar dimakamkan di Megamendung, Kabupaten Bogor. Sementara satu jenazah dimakamkan pihak keluarga.