Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membenarkan Turki menentang Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO.
Pernyataan itu dilontarkan Jens Stoltenberg selama kunjungan ke Finlandia, akhir pekan lalu.
Akan tetapi inisiatif Finlandia dan Swedia itu mendapat penolakan dari Turki. Dalam laporan itu Turki menuduh Finlandia dan Swedia menyembunyikan militer Kurdi dan kelompok lain yang dianggap sebagai teroris.
“Ini adalah kekhawatiran yang sah. Ini tentang terorisme, ini tentang ekspor senjata,” kata Stoltenberg pada konferensi pers bersama pada hari Minggu dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto di Naantali, Finlandia.
Menurut Stoltenber Turki adalah sekutu utama NATO. Status itu didapat Turki karena lokasinya yang strategis di Laut Hitam antara Eropa dan Timur Tengah.
Selain itu Stoltenberg juga menyatakan dukungan yang diberikan Turki kepada Ukraina sejak serangan Rusia pada 24 Februari.
“Kita harus mengingat dan memahami tidak ada sekutu NATO yang lebih banyak menderita karena serangan teroris daripada Turkiye,” kata Stoltenberg, menggunakan kata Turki untuk nama negara, seperti yang disukai oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Dijelaskan Stoltenberg dan Niinisto, pembicaraan dengan Turki masih berlanjut. Meski demikian tidak ada indikasi progres dalam negosiasi.
Pertemuan NATO di Madrid pada akhir Juni nanti menurut Stoltenberg tidak akan menjadi batas akhir bagi Finlandia dan Swedia bergabung sebagai anggota aliansi militer.
Alasan utama Erdogan menentang Finlandia dan Swedia gabung NATO adalah karena negara-negara Nordik diklaim mendukung militan Kurdi yang dianggap Turki sebagai teroris.
Turki juga menuntut Finlandia dan Swedia mencabut pembatasan ekspor senjata ke Turki dan mengekstradisi anggota organisasi Kurdi tertentu yang menentang pemerintahan Erdogan.