Kabarsiar, Hulu Sungai Tengah – Tim Ekspedisi Juhu yang dipimpin Bunda PAUD Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Deni Era Yulyantie atau Mama Deden, menyerap berbagai aspirasi warga saat bertemu tetua adat dan tokoh masyarakat Desa Juhu, Kecamatan Batang Alai Timur. Pertemuan itu dilakukan dalam rangkaian ekspedisi yang berlangsung selama lima hari, 19–23 November 2025.
Dalam dialog bersama tim ekspedisi, tetua adat Juhu, Pinan, menyampaikan harapan agar pemerintah dapat membangun akses jalan yang memungkinkan warga menggunakan sepeda motor tanpa mengorbankan kelestarian alam Pegunungan Meratus. Ia menjelaskan bahwa hingga kini jalur menuju Desa Juhu masih berupa jalan setapak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki selama dua hari melewati rute sejauh 20 kilometer dari desa terdekat.
“Kita ingin adanya pembangunan dan tetap mempertahankan kelestarian alam dan lingkungan,” ujarnya.
Pambakal Juhu, Abdul Dunduk, turut menyampaikan aspirasi terkait kebutuhan peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, meski warga telah menerima pelayanan dasar, dibutuhkan kesinambungan program yang mencakup penyediaan fasilitas pendidikan, peningkatan kapasitas SDM, serta penempatan guru dan tenaga kesehatan yang dapat bermukim di desa. Ia juga berharap adanya prioritas pengangkatan SDM lokal menjadi PPPK agar pelayanan berjalan lebih optimal.
Abdul Dunduk juga menyoroti keterbatasan akses listrik. Tidak semua rumah di Juhu teraliri listrik, sementara beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang sebelumnya digunakan warga kini dalam kondisi rusak.
“Kami berterima kasih atas kedatangan Mama Deden dan tim ekspedisi yang telah berjuang ekstra mendatangi desa dan memberikan berbagai layanan dasar kepada masyarakat,” katanya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Mama Deden menyatakan akan menyampaikan seluruh masukan warga kepada pemerintah daerah dan instansi terkait. Ia menegaskan bahwa pembangunan di Juhu harus dilakukan secara bertahap mengingat tantangan geografis desa yang merupakan salah satu wilayah tertinggi dan terpencil di Kalimantan Selatan.
“Semoga Juhu semakin maju dan sejahtera, dan anak-anak di sini dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan berbakti kepada masyarakat,” harapnya.
Dari sisi pendidikan, Kepala Dinas Pendidikan HST Muhammad Anhar melalui Kasi Pendidikan Masyarakat, Andry Rachmat Hidayat, memastikan pelayanan dasar serta pemerataan pendidikan tetap berjalan hingga wilayah pelosok. Ia menegaskan bahwa pendidikan wajib belajar 13 tahun diterapkan di Desa Juhu melalui layanan pendidikan formal maupun nonformal.
“Semoga dengan adanya ekspedisi ini, pemerataan pendidikan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat hingga ke pelosok desa,” ujarnya.


