Charta Politika : 61% Masyarakat Tolak Jabatan Presiden Jadi 3 Periode

JAKARTA – Charta Politika merilis survei bertajuk Evaluasi Kebijakan, Aktivitas Masyarakat dan Peta Politik Triwulan I hari ini, Minggu (28/3). Salah satu hasil survei adalah bagaimana persepsi masyarakat mengenai wacana jabatan presiden 3 periode.

Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, mayoritas responden menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode. Survei menunjukkan, 61,3 persen responden tidak setuju dengan wacana ini, sementara yang setuju 13,9 persen, dan 24,8 persen menjawab tidak tahu.

“Mayoritas responden menyatakan tidak setuju dengan wacana perpanjangan masa jabatan Presiden 3 periode,” kata Yunarto saat paparan survei secara virtual.

Menurut dia, ada sejumlah alasan mengapa mayoritas responden tidak setuju dengan jabatan presiden 3 periode. Pertama, batasan 2 periode sudah sesuai konstitusi, kedua, berpotensi penyalahgunaan kekuasaan, dan terakhir, tidak ada hal mendesak untuk melakukan amandemen UUD 1945.

Namun, mereka yang setuju perpanjangan masa jabatan presiden jadi 3 periode juga memiliki sejumlah alasan. Pertama, belum ada sosok yang pantas menggantikan Jokowi sebagai presiden saat ini.

“Lalu, masa jabatan 2 periode terlalu sebentar. Alasan lain, menghindari perpecahan di masyarakat,” kata Yunarto.

Survei digelar pada 20-24 Maret 2021. Total ada 1200 responden yang diwawancara melalui telepon. Metode survei adalah asumsi simpel random sampling, dengan marginof error sebesar +2,83% pada tingkat kepercayaan (level of confidence) 95%.