Kabarsiar Tanah Bumbu – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Bumbu mengambil langkah tegas menghadapi puncak musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Oktober 2025. Fokus utama BPBD saat ini adalah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah-wilayah rawan.
Cuaca ekstrem dengan suhu tinggi, kelembapan rendah, serta angin kencang menjadi tantangan utama yang dihadapi. Menyikapi kondisi tersebut, BPBD bergerak cepat dengan merancang strategi pencegahan dan memperkuat koordinasi lintas sektor.
“Kami akan segera menggelar rapat koordinasi dengan TNI, Polri, dan instansi teknis lainnya guna memperkuat sinergi dalam mengantisipasi peningkatan risiko karhutla selama musim kemarau,” ungkap Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif melalui Kepala BPBD Sulhadi, yang diwakili Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Christina Dewi Untari, Rabu (30/7/2025).
Langkah konkret lainnya, kata Christina, adalah penyusunan pamflet imbauan resmi kepada masyarakat yang kini dalam tahap finalisasi. BPBD juga sedang memproses Surat Keputusan (SK) Siaga Bencana Hidrometeorologi bersama bagian hukum pemerintah daerah.
“Kami tidak menunggu bencana terjadi. Edukasi dan pencegahan menjadi prioritas utama BPBD. Masyarakat diimbau mulai waspada sejak sekarang, meskipun SK dan pamflet resmi belum dirilis,” tegasnya.
Berdasarkan informasi dari BMKG, sejumlah wilayah di Tanah Bumbu diprediksi mengalami musim kemarau bawah normal atau lebih kering dari biasanya. Kondisi ini meningkatkan potensi karhutla, kekeringan meteorologis, dan krisis air bersih. BPBD juga mewaspadai wilayah dengan potensi kemarau atas normal yang dapat berdampak pada sektor pertanian dan hortikultura.
Christina menekankan bahwa keberhasilan penanggulangan karhutla tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau petugas BPBD semata.
“Peran serta masyarakat adalah kunci. Kami di BPBD siap siaga, tapi keberhasilan sesungguhnya terletak pada kolaborasi semua pihak,” pungkasnya.