AMUNTAI – Polder Alabio yang terletak di Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), memiliki peran penting dalam mengatur pengairan bagi 6.000 hektar lahan pertanian. Fungsi vitalnya tidak hanya mengatasi kekeringan dengan menyediakan irigasi, tetapi juga berperan dalam mengurangi debit air saat musim hujan.
Untuk memaksimalkan potensi dan fungsinya, Bupati dan Wakil Bupati HSU, Sahrujani dan Hero Setiawan, melakukan pertemuan strategis dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III pada Kamis (13/03/2025). Pertemuan ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah revitalisasi Polder Alabio agar dapat kembali berfungsi secara optimal.
Bupati HSU H. Sahrujani menekankan pentingnya revitalisasi Polder Alabio yang telah menjadi garda terdepan dalam pengendalian banjir dan penyediaan irigasi untuk pertanian di wilayahnya. Sejalan dengan visi misi pemerintahannya, yang bertekad menjadikan HSU sebagai pusat agrominapolitan penopang logistik Kalimantan Selatan, Sahrujani mengungkapkan harapannya agar Polder Alabio dapat diberdayakan kembali demi kepentingan masyarakat dan pertanian di daerah tersebut.
“Dengan adanya sinergi antara pemerintah daerah, BWS Kalimantan III, pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan Kementerian Pertanian, kami yakin Polder Alabio dapat kembali berfungsi secara maksimal. Hal ini tentunya akan mendukung ketahanan pangan, pengelolaan banjir, dan meningkatkan perekonomian masyarakat HSU,” ujar Bupati Sahrujani dengan penuh keyakinan.

Lebih lanjut, Bupati berharap agar revitalisasi Polder Alabio dapat mendukung Program Cetak Sawah yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, dengan target 500.000 hektar di Kalimantan Selatan. “Dengan adanya Polder Alabio, kami siap mendukung program ini dengan menyediakan lahan yang dibutuhkan,” tandasnya.
Wakil Bupati HSU, Hero Setiawan, turut menjelaskan tantangan yang dihadapi terkait dengan gulma susupan gunung atau Rumput Jablai yang semakin sulit dikendalikan. Menurut Wabup, gulma ini berkembang dengan cepat, dan jika dibakar justru akan semakin menyebar. Karena akarnya yang kuat, pembersihan yang efektif hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat berat. Saat ini, HSU memiliki 4 unit excavator amfibi yang siap digunakan untuk membersihkan wilayah perairan tersebut.
“Kami akan melibatkan seluruh elemen masyarakat dan instansi terkait untuk menjaga infrastruktur vital ini,” tambah Wakil Bupati Hero Setiawan.
Kepala BWS Kalimantan III, I Putu Eddy Purna Wijaya, S.T., M.T., memberikan apresiasi terhadap niat dan langkah Bupati dan Wakil Bupati HSU dalam upaya revitalisasi Polder Alabio. Pihak BWS Kalimantan III telah melakukan survei lapangan terkait permasalahan di Polder Alabio, termasuk tingginya sedimentasi dan keberadaan gulma susupan gunung.
Putu Eddy menegaskan bahwa revitalisasi ini memerlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan kementerian. Ia juga menyampaikan kesiapan BWS Kalimantan III untuk mendukung langkah ini, termasuk dengan menyediakan unit kapal penghancur gulma.
“Kerjasama yang baik antara kementerian, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten menjadikan revitalisasi ini bukan hal yang mustahil. Ke depan, kami akan kembali mengadakan pertemuan untuk membahas langkah-langkah konkret dan melakukan monitoring lapangan langsung di Kabupaten Hulu Sungai Utara,” ujar Putu Eddy, memberikan harapan positif untuk kelanjutan proyek revitalisasi tersebut.