Sederet fenomena antariksa akan terjadi sepanjang Juni 2023, mulai dari fase bulan baru hingga solstis.
Beberapa fenomena langit dapat dinikmati dengan mata telanjang, tetapi ada beberapa fenomena perlu dilihat dengan menggunakan alat bantu seperti teropong atau teleskop.
Syaratnya tentu saja langit malam sedang cerah, tak tertutup awan tebal atau bahkan hujan. Sebagai catatan, sejumlah wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau saat ini.
Berikut daftar fenomena astronomi pada Juni 2023 dikutip dari Space, akun Instagram Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Planetarium dan Observatorium Jakarta:
Dua bayangan di Jupiter
Pada Kamis (8/6), pengamat di wilayah bujur dekat Australia timur dan Papua Nugini dapat melihat dua bayangan, yang merupakan bulannya Jupiter, melintasi belahan selatan Jupiter secara bersamaan di pagi hari.
Pada pukul 4:30 waktu Australia (atau 18:30 GMT tanggal 7 Juni atau 01.30 WIB tanggal 8 Juni), bayangan Europa akan bergabung dengan bayangan Io, yang mulai melintasi planet ini 50 menit sebelumnya.
Pengamat dengan teleskop berkualitas baik dapat menyaksikan bayangan hitam bulan-bulan Galilea melintasi piringan Jupiter.
Konjungsi Bulan-Saturnus
Menurut keterangan Planetarium dan Observatorium Jakarta, fenomena kedekatan Bulan dan Saturnus ini akan terjadi pada Sabtu (10/6) pada jarak 3º.
Mulanya, Saturnus akan terbit Jumat (9/6) pukul 23.13 WIB, dengan puncak fenomena pada Sabtu (10/6) pukul 05.00 WIB.
Matahari sendiri terbit pada 06.01 WIB.
Bulan di dekat Jupiter
Perjalanan Bulan ‘mendekati’ planet-planet akan dilanjutkan pada Rabu (14/6) saat mengunjungi Jupiter.
Jupiter diperkirakan akan terbit pada Rabu (14/6) pukul 02.46 WIB. Puncak konjungsi Bulan-Jupiter akan terjadi pada pukul 05.00 WIB.
Fenomena ini berakhir pada pagi hari saat Matahari terbit pada pukul 06.03 WIB.
Konjungsi Bulan-Pleiades
Tak cuma planet, Bulan juga akan tampak dekat dengan cluster Pleiades yang memiliki anggota sekitar 800 bintang-bintang yang berjarak 410 tahun cahaya di Konstelasi Taurus.
Pleiades diprediksi akan terbit pada Jumat (16/6) pukul 04.17 WIB, dengan puncaknya pada pukul 05.00 WIB.
Fase Bulan Baru
Tahap bulan baru akan terjadi pada Minggu (18/6) pukul 11.37 WIB. Fase ini juga menjadi ijtimak atau satu putaran penuh siklus bulan untuk Zulhijah dalam penanggalan Islam.
Saat fase baru, bulan sedang melakukan perjalanan di antara Bumi dan Matahari. Ia akan tersembunyi dari pandangan dari mana pun di Bumi selama sekitar satu hari.
Setelah fase bulan baru, cahaya malam Bumi akan kembali bersinar sebagai sabit di langit malam bagian barat.
Fase bulan purnamanya sendiri baru akan terjadi pada 3 Juli
Solstis
Solstis (solstice) peristiwa ketika Matahari berada di titik paling utara atau selatan dari gerak semu tahunannya atau titik balik Matahari.
Titik balik Matahari musim panas Juni ini menandai awal musim panas di Belahan Bumi Utara, dan musim dingin di Belahan Bumi Selatan.
Menurut keterangan Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, fenomena ini akan terjadi pada Rabu (21/6) pukul 21.57.29 WIB/22.57.29 WITA/22.57.29 WIT.