Banjarmasin kini tengah menghadapi krisis sampah yang semakin parah, terlihat jelas di Jalan Rajawali Raya, Banjarmasin Selatan. Tumpukan sampah yang tidak terangkut menciptakan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar, yang ironisnya terletak hanya selemparan batu dari kantor Kelurahan Basirih Selatan.
Kondisi ini semakin memburuk ketika banjir rob melanda, membawa sampah mengapung hingga ke badan jalan dan menimbulkan kekacauan. Bau menyengat dan sampah yang berserakan tak hanya merusak pemandangan, tapi juga mengganggu aktivitas warga, bahkan menghambat arus lalu lintas.
Pardi, warga setempat, mengungkapkan kekesalannya. “Bau dan sampah ini membuat kendaraan kesulitan melintas.
Ada yang hampir terbalik,” keluhnya. Jalan Rajawali Raya yang biasa digunakan sebagai jalan tembus ke Jalan Gubernur Subarjo kini menjadi rawan kecelakaan karena tumpukan sampah basah yang membahayakan pengendara.
Muhadi, ketua RT setempat, bahkan memilih mencari jalur alternatif. “Sangat berbahaya, saya lebih memilih memutar,” ujarnya.
Masalah ini sudah berlangsung hampir sebulan sejak penutupan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih. Sebelumnya, sampah di jalan ini rutin diangkut.
“Sekarang, kondisi semakin parah karena warga luar wilayah juga membuang sampah di sini,” kata Muhadi. Untuk mengatasi masalah ini, pihak kelurahan telah mengadakan pertemuan dengan ketua RT dan RW, serta Dewan Kelurahan, untuk mencari solusi.
Disepakati bahwa sampah akan ditaruh di RT 16 atau eks Pasar Burung, di mana sampah akan dipilah sebelum dibuang ke TPS.
Di sisi lain, di Kompleks Grand Batuah Mahatama, Lingkar Dalam Selatan, warga juga mengeluhkan bau tak sedap dan kerumunan lalat akibat sampah di TPS3R Lingkar Madani yang dekat permukiman. Rizqon, seorang warga, mengaku terganggu oleh lalat yang sering masuk ke rumah mereka.
“Tidak hanya pagi dan sore, kadang malam juga ada,” ujarnya. Ia khawatir dengan potensi penyebaran penyakit akibat kondisi lingkungan yang kotor. “Lingkungan seperti ini bisa jadi sumber penyakit. Apa pemerintah tidak bertanggung jawab?” keluhnya.
Rida Noor Karina, warga lainnya, juga menyampaikan kekesalannya karena protes terhadap keberadaan TPS tersebut tidak membuahkan hasil. “Sekarang tumpukan sampah semakin banyak,” katanya.
Rida berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memindahkan TPS atau setidaknya meningkatkan pengelolaan sampah di lokasi tersebut.
Warga Banjarmasin berharap masalah sampah ini segera diatasi, karena selain mengganggu kenyamanan, juga menimbulkan potensi bahaya kesehatan.