BANJARMASIN – Pasca Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas membantah klaim Denny Indrayana yang menuding 70% persen warga Banjarmasin memilih karena uang, beredar tangkapan layar yang menunjukkan Tim Hukum H2D (Haji Denny-Haji Difri) menggunakan hasil survei palsu tersebut sebagai salah satu alat bukti ke MK untuk menggugat keputusan KPU Kalsel yang memenangkan Paman Birin di Pilkada 9 Desember 2021.

Tangkapan layar itu memuat halaman depan salinan dokumen Putusan Nomor 124/PHP (Perselisihan Hasil Pemilihan).GUB-XIX/2021 yang dikeluarkan Mahkamah Konstitusi (MK) untuk Pilkada Kalsel.
Hasil survei palsu yang diklaim Tim Denny sebagai hasil survei SMRC itu tercantum dalam ‘BUKTI-BUKTI PENGUAT BAHAYA MONEY POLITICS’ pada bukti nomor 429 yang disebut sebagai Bukti P-280, yakni berita daring berjudul: “74 Persen Pemilih Banjarmasin Tergiur Politik Uang? Bawaslu: Sanksi Tegas Menanti” yang diakses melalui: https://jejakrekam.com/2020/02/04/74-persen-pemilih-banjarmasin-tergiur-politik-uang-bawaslu-sanksi-tegas-menanti/
Selanjutnya Tim Hukum Denny menulis: “Bukti P-280 membuktikan bahwa hasil survei SMRC pada Desember 2019, menyebutkan ada sekitar 74% responden yang merupakan warga Banjarmasin justru memilih calon karena politik uang (money politics)…”
Menurut Tim Hukum Denny: “Fakta ini menerangkan bahwa politik uang masih menjadi salah satu penentu kemenangan dalm kontestasi pilkada. Berdasarkan keterangan saksi yang kami temukan, Paslon 1 Gubernur (Sahbirin Noor-Muhidin) baik secara sendiri maupun dengan tandem Paslon 3 Bupati Banjar (H Rusli-KH Muhammad Fadhlan Asy’ari) telah melakukan politik uang dengan berbagai cara”.
Jika benar diajukan ke MK, alat bukti Tim Hukum Denny dari portal berita jejakrekam.com ini harusnya cacat hukum karena Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas justru menyayangkan Denny mempergunakan berita tersebut untuk membuat pernyataan yang menyesatkan publik.
“Di berita itu gak ada sumber (pihak) SMRC yang dikutip. Tahu dari mana ada survei Kalsel bulan Desember? Setahu saya SMRC tak pernah rilis temuan survei Kalsel tahun 2019 atau 2020,” tegas Sirojudin pada Selasa (4/5/2021).
Warga Banjarmasin Sangat Tersinggung

Terlepas dari alat bukti yang cacat hukum, tudingan Denny bahwa warga Banjarmasin memilih karena uang telah membuat tersinggung masyarakat Banjarmasin dan Kalsel. Salah satunya Haji Suripno Sumas, anggota Fraksi PKB DPRD Kalsel dari daerah pemilihan Kota Banjarmasin.
“Pertama saya selaku warga Banjarmasin yang juga anggota DPRD Kalsel sangat tersinggung atas survei yang katanya dilaksanakan oleh SMRC yang mengklaim bahwa 70% penduduk Kota Banjarmasin dalam pilkada bermain uang. Saya kira suatu pernyataan yang tidak mendasar karena selama ini di Kalsel, khususnya di Banjarmasin, tidak terjadi politik uang. Apalagi pada pilkada yang dilaksanakan 9 Desember lalu,” kata Haji Suripno Sumas di Banjarmasin, Rabu (5/5/2020).
Menurut Suripno, jika melihat hasil Pilkada Gubernur 2020, perolehan suara Birinmu dan H2D justru berimbang yang berarti mementahkan tudingan politik uang.
“Artinya kalau warga Banjarmasin model mentalnya adalah money politics, maka hasilnya tidak akan mungkin seimbang. Pasti akan jauh dimenangkan oleh mereka yang menggunakan politik uang. Oleh karena itu saya pertanyakan masalah ini,” katanya.
Suripno bahkan mempertanyakan fakta bahwa H2D atau 02 justru menang di Kota Banjarmasin dengan 118.464 suara dibanding Birinmu 114.356 suara.
“Kalau ternyata dalam pemilihan di Kota Banjarmasin itu justru pasangan 02 yang memperoleh suara yang cukup signifikan, tanya dalam hati pasangan 02 dan tim pemenangannya, apakah kemenangan mereka itu diperoleh melalui politik uang atau murni?” tegasnya.
Artinya jika Denny menuding 70% pemilih Kota Banjarmasin bermental politik uang, maka sebenarnya telah mencoreng mukanya sendiri.
“Berarti kemenangan dia (Denny) juga dengan money politics. Padahal setahu kami orang Banjarmasin tidak dipengaruhi oleh uang. Saya masih mempertanyakan survei SMRC tersebut, apakah benar-benar survei Tim SMRC atau hanya menjual nama SMRC… Sebab saya sebagai pribadi dan sebagai wakil rakyat di DPRD Kalsel yang mewakili rakyat Banjarmasin, sekali lagi sangat tersinggung,” pungkasnya.(*)