Kabarsiar Banjarmasin – Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) mengungkap sejumlah kasus pembunuhan yang terjadi di berbagai kabupaten dan kota sepanjang 2025. Dari total 19 kasus yang tercatat, dua di antaranya tergolong sadis karena korban dibunuh dengan cara dipenggal kepalanya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel, Kombes Pol Frido Situmorang, didampingi Kabid Humas Kombes Pol Adam Erwindi, dalam konferensi pers Jumat (25/7/2025), menjelaskan dua kasus paling menonjol terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Banjar.
Kasus pertama terjadi pada 30 April 2025 di Desa Ulang, Kecamatan Loksado, Kabupaten HSS. Korban berinisial KR dihentikan oleh pelaku DS dan AR karena dianggap orang asing. Saat dimintai identitas, DS melihat korban membawa senjata tajam. Keributan terjadi saat korban berusaha mengambil parang milik DS. Dua pelaku lain, JN dan FH, ikut menganiaya korban hingga meninggal. KR ditemukan dalam kondisi tragis, dengan kepala terpenggal. Dari empat pelaku, baru satu tersangka berinisial FH yang berhasil diamankan. Tiga lainnya masih buron dan diduga bersembunyi di hutan.
Kasus kedua terjadi di Desa Paramasan, Kabupaten Banjar, pada 16 Juli 2025. Seorang ibu rumah tangga berinisial FT tega membunuh suaminya, DI, karena marah anak mereka dibuang ke sungai oleh sang suami. Dalam aksi itu, FT dibantu oleh saudara laki-lakinya, PH. FT sempat dipukul hingga terjatuh lalu membalas dengan membacok DI. PH kemudian menggorok leher DI hingga putus dan membuang kepala korban sejauh tujuh meter dari tubuhnya. Pelaku berdalih agar korban tidak “hidup kembali”.
Frido menegaskan, para tersangka akan dijerat dengan pasal 351 dan atau 338 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian.
Sejauh ini, distribusi kasus pembunuhan tersebar di sejumlah daerah di Kalimantan Selatan, yaitu Banjarmasin (4 kasus), Banjar (3), Barito Kuala (2), Tapin (1), HSS (1), Balangan (1), Tabalong (4), Tanah Laut (1), dan Tanah Bumbu (2).
Dengan tingginya angka kekerasan tersebut, Polda Kalsel mengimbau masyarakat agar tidak membawa senjata tajam dalam aktivitas sehari-hari jika tidak sesuai peruntukannya. Frido juga mengingatkan bahaya konsumsi minuman keras dan pentingnya pengawasan orang tua terhadap pergaulan anak-anak mereka.
“Kami terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang masih buron, dan berharap masyarakat turut membantu dengan memberikan informasi apabila mengetahui keberadaan mereka,” pungkasnya.