BATULICIN – PT Kodeco Agro Mandiri (KAM) mulai menerapkan teknologi drone pertanian dalam kegiatan operasional kebun mereka, dengan menggelar pelatihan Aplikasi Drone Perkebunan DJI Agras T50 selama tiga hari, pada 10–12 Juni 2025, di Head Office PT KAM, Desa Maju Bersama, Kecamatan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu.
Pelatihan ini merupakan yang pertama kali dilakukan di lingkungan EAS Group, khususnya oleh PT Kodeco Agro Mandiri. Teknologi ini diharapkan menjadi langkah awal menuju mekanisasi perkebunan kelapa sawit yang lebih modern dan efisien.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh staf Geographic Information System (GIS) dari sejumlah anak perusahaan di bawah EAS Group, seperti PT Jhonlin Agro Raya, PT Multi Sarana Agro Mandiri, PT Tunas Hutan Mandiri, dan PT Hasil Prima Jaya. Selain itu, pelatihan juga diikuti staf IT PT KAM dan perwakilan Departemen Riset dan Pengembangan EAS Group.
Selama tiga hari, para peserta mendapatkan pembekalan materi kelas, praktik langsung, serta uji coba pengoperasian unit drone. Materi disampaikan oleh Muhamad Nur Ardiansyah (Head of After Sales DJI Agriculture) dan Jaka Ardi Purnawarman (BD Supervisor DJI Agriculture), yang meliputi pengenalan dasar unit drone, penyusunan rencana kerja, pengoperasian drone, hingga pembuatan laporan dan monitoring pekerjaan.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh jajaran pimpinan EAS Group, antara lain CEO Bambang Aria Wisena, COO Indra Irawan, Komisaris Abdul Halim Ashari, serta Direktur PT KAM, Anang Yusanto.
Dalam keterangannya, Direktur PT KAM, Anang Yusanto, menyampaikan bahwa penggunaan drone pertanian merupakan bagian dari transformasi menuju perkebunan yang lebih padat teknologi.
“Selama ini kita mengenal perkebunan kelapa sawit sebagai industri padat karya. Namun dengan hadirnya teknologi seperti drone, kita mulai masuk ke era mekanisasi yang dapat meningkatkan produktivitas kerja dan efisiensi biaya secara signifikan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa saat ini PT KAM menjadi satu-satunya perusahaan di bawah EAS Group yang telah memiliki unit drone pertanian. Oleh karena itu, penting untuk berbagi pengetahuan kepada seluruh calon pilot drone dari perusahaan-perusahaan lain dalam grup tersebut.
“Kami ingin memastikan bahwa implementasi teknologi ini tidak hanya berhenti di KAM, tapi juga bisa memberi manfaat luas bagi seluruh entitas dalam EAS Group,” pungkasnya.