Luapan Sungai Tabalong mengakibatkan jalan di Desa Sungai Turak, Kecamatan Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) terendam dan rusak.
Sebelumnya, jalan tersebut memang sudah mengalami kerusakan, dengan bagian yang ambles dari posisi semula dan tepiannya terancam. Posisi turap yang sebelumnya digunakan untuk menahan tepi sungai kini sudah miring dan tidak lagi berfungsi dengan baik.
Masuknya air ke badan jalan semakin mempersulit pengguna jalan untuk melintas. Ketinggian air bervariasi, di bagian tengah sudah melebihi mata kaki orang dewasa, sementara di bagian tepi sungai, ketinggian air bahkan mencapai setinggi lutut pada Senin (23/12).
Ahmad Ridani, salah satu warga yang turut menjaga lalu lintas, mengatakan bahwa air mulai merendam jalan sejak pukul 02.00 WITA dini hari.
Ia bersama warga lainnya bergantian menjaga dan mengarahkan pengguna jalan. Untuk sepeda motor, mereka diarahkan untuk menggunakan satu jalur karena kondisi jalan di bagian tengah yang memiliki lubang cukup dalam.
“Untuk mobil, lebih baik melintas di tengah jalan, sementara sepeda motor hanya bisa lewat satu per satu,” ujarnya.
Jalan ini menjadi satu-satunya jalur penghubung untuk kendaraan roda empat antara HSU dan Tabalong. Sementara itu, kendaraan roda dua bisa melintasi jalan desa yang melewati jembatan gantung.
Tampak pula beberapa warga pengguna sepeda motor yang meminta bantuan untuk menyeberang karena merasa takut. Akhirnya, mereka memilih untuk berjalan kaki dan menunggu di sisi seberang jalan.
Kondisi jalan rusak yang terendam air di Desa Sungaiturak mendapat perhatian dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) HSU. Mereka pun berkoordinasi dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) wilayah Kalimantan Selatan.
Kepala Dinas PUPR HSU Amos Silitonga mengatakan dirinya sudah berkoordinasi dengan BPJN wilayah Kalsel. Dari BPJN sempat meminta pengalihan jalan menggunakan jalan kabupaten namun diusulkan agar menggunakan jalan provinsi melewati Kecamatan Lampihong- Guntung. “Dari Pemda HSU sedang melakukan pemeliharaan untuk jalan kabupaten di Sungai Durait-Bayur sehingga tidak bisa dijadikan jalan alternatif. Untuk jalan alternatif kami minta menggunakan jalan provinsi saja,” ungkapnya.
Amos menambahkan untuk kendaraan yang sudah terlanjur memasuki wilayah Amuntai bisa menuju ke Jalan Suwandi Sumarta dan menuju Lampihong, Balangan. Sebaliknya dari arah Tabalong yang ingin menuju Banjarmasin dialihkan melewati Guntung menuju Lampihong.
Untuk pengalihan arus dari Polres HSU juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR, juga dengan Dinas Perhubungan HSU.
Kondisi jalan yang rusak dan terendam air di Desa Sungai Turak mendapat perhatian dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) HSU. Mereka segera berkoordinasi dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) wilayah Kalimantan Selatan.
Kepala Dinas PUPR HSU, Amos Silitonga, menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan BPJN wilayah Kalsel. BPJN sempat mengusulkan pengalihan jalur menggunakan jalan kabupaten, namun setelah dipertimbangkan, disarankan agar jalur alternatif menggunakan jalan provinsi yang melewati Kecamatan Lampihong-Guntung.
“Pemerintah daerah HSU saat ini sedang melakukan pemeliharaan jalan kabupaten di Sungai Durait-Bayur, sehingga jalan tersebut tidak bisa dijadikan alternatif. Kami meminta agar pengalihan arus menggunakan jalan provinsi saja,” ujarnya.
Amos menambahkan bahwa kendaraan yang sudah terlanjur memasuki wilayah Amuntai dapat dialihkan menuju Jalan Suwandi Sumarta, kemudian melanjutkan perjalanan ke Lampihong, Balangan.
Sementara itu, kendaraan dari arah Tabalong yang hendak menuju Banjarmasin dapat dialihkan melewati Guntung menuju Lampihong.
Untuk pengalihan arus, Polres HSU juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR dan Dinas Perhubungan HSU.
Dari pantauan, debit air sungai Tabalong yang mengalir ke HSU memang mengalami kenaikan, hal ini menyebabkan di beberapa titik meluap ke jalan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HSU Syamrani mengatakan ada kenaikan debit air sungai Tabalong, pagi ini dari pantauan Early Warning System (EWS) hasilnya ketinggian air adalah 6,7 meter dan saat ini statusnya menjadi waspada.
Di lokasi jalan yang tergenang, anggota dari Polres HSU juga melakukan pemantauan langsung. Kasat Lantas Polres HSU Iptu Yuwono, memberikan peringatan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati.