Ubur-ubur Muara Pagatan Tembus Pasar Ekspor Jepang, Korea, dan Tiongkok

Kabarsiar, Tanah Bumbu – Desa Muara Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, tengah diliputi berkah musim ubur-ubur. Hasil tangkapan nelayan setempat kini tak hanya memenuhi pasar lokal, tetapi juga menembus pasar ekspor ke Jepang, Korea, hingga Tiongkok.

Sejak pagi, pelabuhan desa sudah dipenuhi perahu nelayan yang membawa busket berisi puluhan kilogram ubur-ubur. Setiap busket rata-rata menampung 30 kilogram, yang kemudian langsung diolah dengan proses panjang menggunakan tawas dan garam sebelum siap dikirim.

“Kalau lagi musim bisa tujuh busket sekali turun ke laut. Setelah diolah, kualitasnya harus benar-benar bersih agar bisa diterima eksportir,” ujar Mama Anggi, salah satu pekerja senior di pengolahan ubur-ubur.

Harga jual ubur-ubur di tingkat nelayan berkisar Rp13 ribu–Rp14 ribu per kilogram. Setelah melalui proses pengemasan, nilainya melonjak hingga Rp25 ribu–Rp30 ribu per kilogram di pasar ekspor. “Beda jauh, tapi bagi kami yang penting ada kerjaan,” kata Ikbal, pemuda yang ikut membantu pengolahan.

Musim ubur-ubur membawa manfaat luas bagi masyarakat. Tidak hanya nelayan dan pekerja pengolahan, anak-anak sekolah pun ikut membantu saat libur, bahkan ibu-ibu membuka usaha kecil di sekitar gudang. “Semua orang bisa merasakan rezekinya, dari nelayan, pengolah, sampai pedagang,” tutur Mama Anggi.

Dengan proses yang telaten dan standar kualitas ketat, ubur-ubur Muara Pagatan kini menjadi komoditas unggulan Tanah Bumbu yang mampu bersaing di pasar internasional.

Berita Populer