CEO AAS Foundation Andi Amar Ma’ruf bertarung di kontentasi Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI 2024 mendatang.
Andi Amar maju sebagai Caleg DPR RI Dapil Sulsel II meliputi Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bone, Maros, Pangkep, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kota Parepare. Dapil tersebut, tersedia kuota 9 kursi.
Terkitung ada sekitar 129 caleg berkompetisi di dapil tersebut. Karena ada parpol tidak mencukupi kuota komposisi 9 orang di DCT.
Lantas bagiamana peluang Andi Amar?
Mampukah akan menggeser caleg figur lain, baik petahana maupun pendatang baru.
Khusus di Internal, Andi Amar bakal bersaing dengan petahana yang juga Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras lantaran berada di Dapil yang sama.
Sedangkan petahana PKS Andi Akmal Pasluddin, Golkar Andi Rio Idris Padjalangi, Supriansa.
Kemudian, dari NasDem Hasnah Syam, PAN Andi Yuliani Paris, PDIP Samsu Niang, PPP Muh Aras dan PKB Andi Muawiyah Ramli.
Tak hanya petahana, belum lagi pendatang baru punya kans kuat di dapil tersebut.
Sebut saja, Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe, Wakil Ketua DPP Golkar Nurdin Halid, Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni’matullah, mantan Wakil Bupati Bulukumba Tomi Satria, Mantan Bupati Bone Andi Fashar Padjalangi, Mantan Wakil Bupati Pangkep Abd Rahman Assagaf, anggota DPRD Sulsel, Ismail Bachtiar.
Saat ini juga, masing-masing Partai punya banyak penantang untuk mengulang dominasi capaian kursi DPR RI di daerah pemilihan Sulawesi Selatan II. Partai Golkar tampil sebagai jawara di Dapil Sulsel II untuk kursi DPR RI pada Pemilu 2019 lalu. Saat ini partai beringin rindang ingin mengulang sejarah.
Namun, partai lain ingi melawan dominasi itu.
Sebagai pengamat melihat Peluang Andi Amar. Apakah bisa bersaing dengan petahana dan caleg potensial partai lain.
Menanggapi hal itu, Direktur Parameter Publik Indonesia (PPI) Ras MD menyebutkan, Andi Amar Ma’Ruf, yang juga anak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memutuskan maju sebagai caleg DPR RI dapil sulsel dua partai Gerindra.
“Majunya Andi amar sebagai salah satu kontestan di sulsel dua membawa warna tersendiri. Pasalnya anak menteri pertanian ini dinilai sebagai caleg muda dengan finansial yang memadai,” katanya.
Sehingga persepsi oleh sebagian pihak, Andi Amar bisa mengalahkan Andi Iwan Darmawan Aras sebagai petahana Gerindra atau bisa saja menambah perolehan dua kursi di DPR RI.
Sementara itu, Direktur Profetik Institute Asratillah menyebutkan, secara personal Andi Amar adalah figur yang tergolong kuat, apalagi ditopang oleh sumber daya sosial dan finansial yang kuat.
Secara sosial Amar diuntungkan karena merupakan anak dari Menteri Pertanian RI, sehingga membantu mendongkrak popularitas Amar.
“Lalu secara finansial, sebagian publik sudah mengetahui bahwa Amar memiliki persiapan yang cukup sebagai caleg pusat,” katanya.
Sementara itu, Andi Amar mengaku siap menambah perolehan kursi Gerindra di Dapil Sulsel II.
“Saya bersama pak ketua (Andi Iwan Darmawangsa Muin) sering berkomunikasi, kuncinya untuk menambah dua kursi di Dapil Sulsel II,” jelasnya.
Ia mengatakan, ada dua kabupaten di Sulsel 2 yang akan menjadi kantung-kantung massaya, yakni Kabupaten Bone dan Kabupaten Pangkep.
“Basis semua kita ratakan masalah effort tapi fokusnya di Bone dan Pangkep. Selebihnya kota ratakan sesuai tujuan kami untuk mewakili seluruh masyarakat di Dapil 2, kenapa tidak?,” ungkap Andi Amar.
Andi Amar mengatakan, dirinya bersama Ketua Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras yang berada pada satu Dapil menargetkan 2 kursi di Dapil Sulsel 2 untuk DPR RI.
Ia menjelaskan, tetap berkoordinasi dan bekerjasama dengan Ketua Gerindra Sulsel untuk mengamankan dua kursi DPR RI itu.
“Kalau saya menargetkan 125 ribu suara,” katanya.
Lebih jauh Andi Amar menjelaskan bahwa dirinya akan concern pada pertanian dan perikanan. Sebab, mayoritas masyarakat di Dapil Sulsel 2 berprofesi sebagai nelayan dan petani.
“Fokus pencaharian petani dan nelayan. Perikanan dan pertanian ini yang akan dibangun untuk mensejahterakan masyarakat. Salah satunya,” kata dia.
Sementara untuk generasi muda, Andi Amar akan memaksimalkan program pemanfaatan industri kreatif hingga digitalisasi dalam pembangunan. (*)