Sebanyak 4.000 pekerja di bidang petrokimia di Iran terancam dipecat lantaran melakukan aksi mogok kerja menuntut kenaikan upah.
CEO Pars Special Economic Energy Zone (PSEEZ) Sekhavat Assadi menjelaskan ribuan pegawai di Provinsi Bushehr itu terancam dipecat dan diganti dengan pekerja baru usai melakukan mogok.
“Di delapan proyek petrokimia di wilayah ini, sejumlah pekerja musiman mogok karena masalah mata pencaharian. Setelah batas waktu hukum berakhir, 4.000 di antaranya akan digantikan oleh pekerja baru,” kata Sekhavat Assadi dikutip AFP.
PSEEZ mengekstraksi minyak dan gas dari ladang minyak South Pars di kawasan Teluk Persia. Kawasan ini memiliki cadangan gas terbesar di dunia.
Sekitar 40 ribu orang bekerja di South Pars.
Pada Oktober, pihak berwenang Iran juga melakukan penangkapan setelah serikat pekerja melakukan unjuk rasa memprotes pembayaran upah yang tidak dibayar. Unjuk rasa serikat pekerja ini dilakukan di pelabuhan Asalouyeh, Provinsi Bushehr, tempat kompleks South Pars bermarkas.
Sejak 2018, ekonomi Iran telah terpukul oleh sanksi yang dipimpin AS dan inflasi yang melonjak. Mata uang Iran, Rial mengalami depresiasi terhadap dolar setelah Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran.
Iran juga pernah mengalami beberapa gelombang pemogokan oleh guru dan supir bus pada 2022 lalu. Mereka turut memprotes upah rendah dan biaya hidup yang tinggi.