Ratusan ternak milik warga di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mati mendadak akibat abu vulkanik Gunung Ili Lewotolok. Sebanyak tiga desa terdampak hingga hewan ternak akibat erupsi tersebut.
“Sekitar ratusan ekor, kami masih melakukan pendataan,” kata Kepala Desa Amakaka Ambrosius Boyang Langobelen dilansir detikBali, Senin (27/3/2023).
Hewan ternak tersebut, antara lain sapi, babi, kambing, hingga unggas. Diketahui, aktivitas Gunung Ili Lewotolok terus meningkat beberapa hari terakhir.
Pada Jumat (24/3/2023), Gunung Ili Lewotolok meletus dengan tinggi kolom abu mencapai 700 meter di atas puncak atau sekitar 2.123 meter di atas permukaan laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 36,9 milimeter dan durasi kurang lebih 54 detik.
Gunung Ili Lewotolok kembali erupsi pada Minggu (26/3/2023) pukul 01.03 Wita. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 700 meter di atas puncak atau kurang lebih 2.123 meter di atas permukaan laut.
Tiga desa terdampak abu vulkanik akibat erupsi Gunung Ili Lewotolok. Ketiga desa tersebut, antara lain Amaka, Waowala, dan Podu. “Kami sempat dengar suara gemuruh dari gunung sehingga kami selalu waspada,” kata Ambrosius.
Meski menjadi salah satu desa yang terdampak, Ambrosius mengatakan warganya hingga kini masih berada di rumah masing-masing dan belum mengungsi. Informasi yang dihimpun, asap kawah bertekanan lemah hingga sedang berwarna putih masih dapat teramati. Sesekali, visual gunung juga terlihat jelas hingga berkabut.